Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih
substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat
membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh
sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik
seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi
udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung
dan lokal, regional, maupun global.
Di Indonesia, kendaraan bermotor
merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Menurut World Bank, dalam
kurun waktu sepuluh tahun terakhir terdapat pertumbuhan jumlah kendaraan
bermotor di Indonesia sebesar hampir berlipat-lipat jumlahnya. Sebagian besar
kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang buruk, baik akibat
perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar dengan
kualitas kurang baik (misal: kadar timbal/Pb yang tinggi) .
World Bank juga menempatkan Jakarta
menjadi salah satu kota dengan kadar polutan/partikulat tertinggi setelah
Beijing, New Delhi dan Mexico City. Polusi udara yang terjadi sangat berpotensi
menggangu kesehatan. Menurut perhitungan kasar dari World Bank tahun 1994
dengan mengambil contoh kasus kota Jakarta, jika konsentrasi partikulat (PM)
dapat diturunkan sesuai standar WHO, diperkirakan akan terjadi penurunan tiap
tahunnya: 1400 kasus kematian bayi prematur; 2000 kasus rawat di RS, 49.000
kunjungan ke gawat darurat; 600.000 serangan asma; 124.000 kasus bronchitis
pada anak; 31 juta gejala penyakit saluran pernapasan serta peningkatan
efisiensi 7.6 juta hari kerja yang hilang akibat penyakit saluran pernapasan –
suatu jumlah yang sangat signifikan dari sudut pandang kesehatan masyarakat.
Dari sisi ekonomi pembiayaan kesehatan (health cost) akibat polusi udara di
Jakarta diperkirakan mencapai hampir 220 juta dolar pada tahun 1999.
Sumber
Polusi Udara
Pencemar udara dibedakan menjadi dua
yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi
pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. [Karbon
monoksida]adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan
hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang
terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon
dalam [smog fotokimia] adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan
akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan
[pemanasan global yg mempengaruhi;
§
Transportasi
§
Industri
§
Pembangkit listrik
§
Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai jenis bahan bakar
§
Gas buang pabrik yang menghasilkan gas
berbahaya seperti (CFC)
Sumber alami
§
Gunung berapi
§
Rawa-rawa
§
Kebakaran hutan
§
Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
Sumber-sumber lain
§
Transportasi amonia
§
Kebocoran tangki klor
§
Timbulan gas metana dari lahan uruk
/tempat pembuangan akhir sampah
§
Uap pelarut organik
Polutan yang berpengaruh terhadap kesehatan
§
Particulate
Matter (PM). Penelitian epidemiologis pada manusia
dan model pada hewan menunjukan PM10 (termasuk di dalamnya partikulat yang
berasal dari diesel/DEP) memiliki potensi besar merusak jaringan tubuh. Data
epidemiologis menunjukan peningkatan kematian serta eksaserbasi/serangan yang
membutuhkan perawatan rumah sakit tidak hanya pada penderita penyakit paru
(asma, penyakit paru obstruktif kronis, pneumonia), namun juga pada pasien
dengan penyakit kardiovaskular/jantung dan diabetes. Anak-anak dan orang tua
sangat rentan terhadap pengaruh partikulat/polutan ini, sehingga pada daerah
dengan kepadatan lalu lintas/polusi udara yang tinggi biasanya morbiditas
penyakit pernapasan (pada anak dan lanjut usia) dan penyakit
jantung/kardiovaskular (pada lansia) meningkat signifikan. Penelitian lanjutan
pada hewan menunjukan bahwa PM dapat memicu inflamasi paru dan sistemik serta
menimbulkan kerusakan pada endotel pembuluh darah (vascular endothelial
dysfunction) yang memicu proses atheroskelosis dan infark miokard/serangan
jantung koroner. Pajanan lebih besar dalam jangka panjang juga dapat memicu
terbentuknya kanker (paru ataupun leukemia) dan kematian pada janin. Penelitian
terbaru dengan follow up hampir 11 tahun menunjukan bahwa pajanan polutan
(termasuk PM10) juga dapat mengurangi fungsi paru bahkan pada populasi normal
di mana belum terjadi gejala pernapasan yang mengganggu aktivitas.
§
Ozon. Ozon merupakan oksidan fotokimia penting dalam
trofosfer. Terbentuk akibat reaksi fotokimia dengan bantuan polutan lain
seperti NOx, dan Volatile organic compounds. Pajanan jangka pendek/akut dapat
menginduksi inflamasi/peradangan pada paru dan menggangu fungsi pertahanan paru
dan kardiovaskular. Pajanan jangka panjang dapat menginduksi terjadinya asma,
bahkan fibrosis paru. Penelitian epidemiologis pada manusia menunjukan pajanan
ozon yang tinggi dapat meningkatkan jumlah eksaserbasi/serangan asma.
§
NOx
dan SOx. NOx dan SOx merupakan co-pollutants
yang juga cukup penting. Terbentuk salah satunya dari pembakaran yang kurang
sempurna bahan bakar fosil. Penelitian epidemologi menunjukan pajanan NO2,SO2
dan CO meningkatkan kematian/mortalitas akibat penyakit kardio-pulmoner
(jantung dan paru) serta meningkatkan angka perawatan rumah sakit akibat
penyakit-penyakit tersebut.
§
Karbon monoksida
§
Oksida nitrogen
§
Oksida sulfur
§
CFC
§
Hidrokarbon
§
Volatile Organic Compounds
§
Partikulat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar